Beberapa waktu lalu, Nissan melakukan penyegaran terhadap salah satu produk andalannya, yaitu Grand Livina, apa opini KBY terhadap New Grand Livina ini? Kobayogas.com – Sedjatinya, KBY menikmati mobil baru tapi lama dari Nissan ini sudah cukup lama, tapi baru sekarang bisa sharing kepada pamirsa blog nih. Better late than never rite? Cekibrot opini KBY sebagai penumpang dari Grand Livina milik salah seorang klien lads Grand Livina yang KBY tumpaki ini adalah tipe SV dengan transmisi automatic CVT seperti yang dimiliki si Kuro, halus tanpa hentakan. Yuks kita bedah satu persatu mobil andalan Nissan ini Desain Tidak terlalu banyak perubahan walau bisa dikatakan penampilannya menjadi lebih segar. Jejak GL terdahulu masih sangat kental, tapi lumayan lah, lebih baik dari Suzuki Ertiga penampilannya, apalagi terdapat bumper dengan spoiler di bagian depan.
Jika dilihat dari depan tampangnya ada kemiripan dengan Proton Exora. Soal penampilan keseluruhan, sepertinya GL tipe X-Gear yang terbaik.
JOY BLOG: 2015.
Desain dashboard sendiri tidak ada perubahan dengan yang lama, masih sederhana namun cukup elegan. Kualitas plastik material dashboard menurut KBY sangat baik, solid dan tidak terkesan cheapy walau jika diketuk masih berbunyi keras, maklum tanpa busa lembut.
![Wiro Sablenh Kuburan Tanpa Nisan 61 Lengkap Wiro Sablenh Kuburan Tanpa Nisan 61 Lengkap](http://static.nomor1.com/img/wiro/wiro-sableng-episode-48-memburu-si.jpg)
Lampu belakang bagus, namun kurang serasi dengan desain secara keseluruhan. Tidak ada defogger pada kaca belakang Desain dashboard masih serupa dengan model terdahulu Fitur Sekarang makin lengkap, untuk semua tipe termasuk SV sudah ada mounted Roof screen 10″. Di dashboard pun sudah ada tambahan MID yang lengkap, warna speedo pun terlihat semakin mewah. Kisi kisi AC di tengah bawah dipertahankan walau bukan selera semua orang, buat KBY sendiri sih annoying kalau kudu duduk bertiga dan dapat posisi tengah, karena langsung nyembur ke tubuh lads, KBY sendiri paling ga tahan kena AC secara langsung, bisa masuk angin keekekeTapi buat cewe yang memakai rok pasti inginnya ditengah, semriwing kali yah ? Dari sisi fitur keselamatan, walau di foto tidak terlihat adanya emboss Airbag di bagian setir, namun menurut website Nissan, untuk tipe SV ini fiturnya tanpa ABS+EBD+BA namun disertai dual airbags mayan lah ya. Untuk fitur penunjang seperti LED high mount stop lamp sudah menjadi standar pada tipe ini.
Akomodasi dan Kenyamaan Sebagai penumpang dibaris kedua yang diisi oleh tiga penumpang dengan badan di atas rata-rata, ruang bahu terasa sangat sempit, bukan nempel lagi antar bahu penumpang, tapi sudah saling offside hehhe idealnya sih untuk berdua atau bisa bertiga asal badannya pada kecil-kecil.Bangku baris ketiga pun tidak bisa dikatakan lega, untuk anak ABG sih masih oke. Sayangnya tanpa headrest, mungkin dimaksudnkan agar si bangku bisa dilipat rata ya. Namun demikian kelebihan Grand Livina memang ada pada bantingannya yang bisa dikatakan sangat halus dan nyaman apalagi kalau jalanan aspal halus, seperti melayang. Satu hal positif yang tetap dipertahankan oleh Nissan.
Ertiga yang menurut KBY sudah nyaman, levelnya masih berada di bawah Grand Livina, kredit pantas diberikan bagi kenyamanannya yang setara sedan kelas atas. Baris ketiga tanpa headrest Performa Mesinnya diklaim yang terbaru serupa dengan Evalia, HR15DE 1500 cc DOHC CVTC dengan Dual Injector dan Twin VTC yang anehnya, tidak menaikkan tenaga sama sekali alias masih sama dengan sebelumnya tetap di 109 PS/5600 dan 146 Nm/4000 tapi konon katanya, efisiensi ada peningkatan Konsumsi BBM bisa terlihat di foto ada pada angka 11,1 km/liter, bagus mengingat ini AT ya. Nevertheless, somehow, ternyata pengakuan sang pemilik, GL miliknya ini sulit menanjak, diakuinya saat menuju daerah Ciumbeuleuit Bandung bersama keluarga dengan isi total 6 orang, GL nya ngeden dan merayap saat ditanjakan, malah dirinya bilang sampai malu disalip angkot dan truk. Hmmm ternyata karakter lamanya untuk transmisi AT masih belum hilang, tetap boyo ditanjakan. Sebenarnya KBY sendiri sih penasaran, karena belum pernah membuktikannya langsung sih hehe. Xtronic CVTnya ternyata masih bermasalah saat menghadapi tanjakan Harga Harga resmi tipe SV CVT berdasarkan website Nissan Jakarta adalah Rp.
195,100,ooo, harganya masih lebih murah dari Honda Freed namun tanpa electric sliding door tentu. Dengan kelengkapan yang ada, value for money GL lebih dari cukup, asalkan akomodasi, performa di tanjakan dan ground clearance bukan masalah bagi lads dan yang dicari adalah fitur serta kenyamanan bagi keluarga kecil, maka GL bisa jadi alternatif pilihan yang sangat baik di kelasnya. Mangga digeber dan semoga bermanfaat ?.
Bagus matic lawas kok Sy pake GL XV-AT 2010, bensin pertamax 92. Versi lawas GL AT (sebelum facelift) lebih baik dari versi baru yang Dual CVT, tapi hentakan lebih terasa.Tanjakan lebih bagus yg lawas.Perpindahan gigi lebih halus yang baru. Irit, itung2 kasar dari Jakarta ke Batam via Lintas Timur Sumatra bisa dapat 1L=2122km (premium + pertamax 92, th 2015 masih banyak pom bensin yg gak jual pertamax di jalinsum).ECU-nya bisa learning sesuai gaya pengemudi (ini saya buktikan sendiri). Kalo sering main bejek gas, tarikan akan garang. Kalo sering kena macet macam jakarta, tarikan akan slow but sure.
Salam kenal Bang Kobay, cuma sharing pengalaman soal GL CVT di tanjakan. Hmmm Nyobainnya bukan yang HWS atau X-Gear siy kang. Btw, bukannya semua tipe CVT ada mode Sport ya?
Di HWS 2014 1.5 A/T ane ada tuh kang mode Sport. Tanjakan Ciumbeuleuit Bandung kesulitan nanjak? Ini ane agak ragu kang, coz keluarga besar isteri disana, kalau lagi hari raya atau acara keluarga sering kesana, ane nanjak laju-laju aja tuh kang pake HWS. Beberapa kali juga kadang bawa GL 1.5 XV M/T 2010, lebih santai lagi nanjaknya. Mungkin saja belum paham betul karakter si GL kali kang, jadi agak bingung nunggangi si GL, alhasil berasa ngeden nanjaknya. Mode sport di tuas transmisi, tombol aja di jempol kita, jadi nanti mesin masuk ke RPM lebih tinggi, jd kuat buat nanjak.
Naik gunung emg harus drivernya yg ber skill, ane naik turun gunung pakai panther lancar2 aja, tp pernah tu panther disupirin supir(katanya biasa bw truk) ehhh turunan bau kampas rem menyengat, ternyata gk pake engine brake dia, paraaahhh., klu tanjakan cemoro sewu n extrem tanjakannya, diharuskan pakai ancang2 n kick down pedal gas Ada triknya naik gunung, kecuali pakai mesin cc gede hahahahaha. GL matic ini mungkin gak terlalu masalah di tanjakan yang agak curam, kalo cuma diisi 1 orang driver aja atau plus 1 orang penumpang dewasa, ini konfigurasi sehari2 saya sama istri kalo jalan2.
![Wiro Sablenh Kuburan Tanpa Nisan 61 Lengkap Wiro Sablenh Kuburan Tanpa Nisan 61 Lengkap](http://www.nomor1.com/img/wiro/wiro-sableng-episode-185-jabang-bayi.jpg)
Tapi BOHONG kalo diisi 6 orang dewasa trus naik tanjakan dibilang “gak masalah”! Meski handling dah proper atau pindah gigi tepat, tapi penggerak roda GL ini depan jadi secara teori pasti kehabisan nafas kalo tanjakan dengan penumpang maksimum & prakteknya sudah saya buktikan. Kebetulan saya termasuk yang sering jalan2 hampir tiap minggu. Coba bawa GL 1.5 matic ke Sawarna lewat Pelabuhan Ratu dengan penumpang dewasa 6 orang, nanti selepas Cikotok jelang bukit Habibie jalannya tergolong curam, saya berani jamin GL 1.5 matic siap2 mundur kecuali bawa ganjalan kayu segi 3 kayak di Nagreg. Ada yang bilang bbmnya mungkin isi yang premium? Alhamdulillah sejak pakai GL yang di foto ini belum pernah setetes pun minum bensin subsidi. So, kira2 mo kasih alasan apa lagi?
Ini bukan alasan dibuat2 dan ini true story. Foto2 ada kok. Kalo ada yg mau sponsori gw seneng banget. Ini saya sopiri sendiri bang dan ini semua tergantung skill sopirnya.
RWD powerfull di tanjakan, FWD agak powerfull di tanjakan. Gak usah pake dijamin mundur lah bang. Kesannya gimana gitu. Preview: Sy pake model lawas GL 1.5 XV-AT 2010 (PRND21) bukan GL model baru. Udah jalan hampir 60rb dalam 2,5 tahun.
Sy belum pernah ke Sawarna Banten, tapi sering Jakarta ke Pelabuhan Ratu lewat hutan2 itu. Saya yakin itu tanjakannya ekstrem dan sudah banyak betul tanjakan ekstrem yang sudah saya lalui. Udah pernah jalur pelosok (cuman muat 1 mobil doang) antara Tasik dan Malangbong? Ada 2 jalur curam dan panjang dengan jalan yang rusak parah. GL saya aman dengan diisi 4 orang (2 dewasa, 1 anak SD, 1 anak SMP). Waktu itu ertiga yang gak kuat nanjak. Udah pernah ke sekitar Gunung Sumbing sampe jalan habis?
Gw nyasar disini pas jam 7 malam. Udah pernah ke Kediri via Jogja Wonosari Pacitan Tulungagung? Udah pernah ke Pantai Balekambang Malang dari Kota Blitar? Udah pernah jalur ke Jambi atau Pekanbaru? Saya dan neng Vina (GL saya) sudah pernah mas. Ini sedang ngatur budget dan waktu mau ke Medan sekaligus Aceh.
Pengalaman saya, agar bisa oke di tanjakan GL tuh musti matiin AC. InsyaAllah bisa menanjak walaupun diisi 8 orang (3 dewasa, 2 anak-anak SD, 3 anak-anak SMP). Pengaturan distribusi berat juga penting, usahakan berat terdistribusi ke tengah atau paling gak berat jadi merata. Trus, mainkan kickdown waktu di D, atau pindah ke 2. Kalo udah berat banget pindah ke 1.
Masih bisa jalan walaupun speed cuman 5-10kmh. Kalo ban depan spinning, bantu dengan menambah beban di bagian kap mobil sambil belok2an ke kanan kiri plus bejek gas. My live my adventure.
Uripku kakean nang embong. So, enjoy what you have. Note: GL ane udah pernah mendarat di Batam via lintas timur Sumatra dari Jakarta, sudah keliling Bali dari Jakarta – Nagrek, Jogja, Wonosari, Pacitan, Blitardst. Tambahan lagi: Tanjakan yang diceritakan di blog ini bukan jalan raya Ciumbuleuit yang menanjak dari lampu merah di bawah sebelum apartemen Gallery Ciumbuleuit karena kalo lewat jalan itu GL 1.5 matic masih bisa laju meski tetap kurang bertenaga jika penumpang full (6 dewasa). Jalan raya Ciumbuleuit itu menanjak panjang tidak terlalu curam. Tapi tanjakan yang diceritakan di blog ini adalah: 1.
Jalan alternatif dari Dago ke Lembang via Maribaya (hari 1); dan 2. Jalan alternatif dari Dago (per3an depan terminal masuk perumahan grand citra) ke Lembang via Punclut (hari 2) Dua hari itu saya sekeluarga kebetulan bolak balik Dago – Lembang lewat 2 jalan yang berbeda tapi kontur permukaan jalannya sama. Fakta, GL 1.5 matic ini diasapi oleh truk dan didadahi mobil sejuta umat. Malah saat jalan hari 1 saya sempat minggir dulu khawatir berhenti karena makin lama makin kehabisan nafas, selain itu untuk kasih jalan mobil2 di belakang yang dah mulai gak sabaran.
DENGAN CATATAN: mobil diisi 6 penumpang dewasa karena pada kesempatan lain saya lewat jalan yang sama beberapa kali hanya diisi 1 penumpang dewasa (istri) plus anak kecil, tidak mengalami hal serupa meski tetap kurang bertenaga. Ini tidak lain sisi minusnya FWD dibanding RWD. Matic GL memang ada tombol mode “sport” tapi hanya bisa difungsikan pada saat kemudi otomatis di “D”. Tapi mode “sport” tidak ada pengaruh yang signifikan saat menanjak curam.
Untuk referensi dari pihak lain yang sudah mencoba bisa dibaca & cukup fair: – /grand-livina/ – (lihat komen seorang tehnisi dengan ID: Bengkel Starno) – dklinik/663/1 – -south-banten/ (ini diisi 7 penumpang dewasa) – ivina-kedensa/ Biar lebih fair, harus diakui, GL matic 1.5 CVT tetap memiliki keunggulan, hal ini jelas terasa saat di trek lurus atau menanjak jauh. Untuk trek ini mobil2 sekelas sejuta umat 1.3 atau 1.5 A/M pun lewat, karena di saat mobil kompetitor kehabisan nafas GL masih cukup panjang nafasnya.